JAKARTA, KOMPAS.com — Kecelakaan yang menyebabkan dua korban meninggal di dalam tol Jagorawi, km 3.350 (bukan km 3.500 seperti yang diberitakan sebelumnya), Selasa (1/1/2013) pagi, membuat keluarga korban terluka. Rencananya, pihak keluarga akan menuntut pengemudi BMW, M Rasyid Amirulloh Rajasa (22)
"Tetap akan kami tuntut dia, harus kita tuntut itu. Kita tetap sesuai proses hukum," ujar Suparman (37) kepada wartawan di depan ruang jenazah RS Polri Bhayangkara Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, Selasa sore.
Suparman adalah menantu Harun (57), salah satu dari dua penumpang yang menjadi korban tewas dalam insiden kecelakaan tersebut. Selain Harun, ada juga korban lainnya, yakni balita berusia 1,5 tahun bernama Muhammad Raihan. Namun, langkah hukum tegas tersebut, diakuinya, tidak akan dilakukannya secara tergesa-gesa. Ia akan melakukan komunikasi dengan keluarga lain.
Menurut Suparman, sang bapak tewas dalam kondisi mengenaskan, yakni dengan luka pada bagian kepala sebelah kanan serta bagian wajah yang hancur. Meski demikian, ia memastikan bahwa jasad tersebut merupakan jasad Harun. Suparman menuturkan, dia baru mengetahui kabar duka tersebut pukul 11.30 WIB siang tadi setelah seorang dari empat anak Harun meneleponnya.
Istrinya, Herni, anak Harun, pun langsung terguncang atas kabar duka itu. "Percaya nggak percaya, istri saya langsung shock banget sampai pingsan dua kali. Akhirnya, saya saja perwakilan yang ke sini," lanjutnya.
Harun, sehari-hari berprofesi sebagai sopir pribadi. Pada saat kejadian, pihak keluarga menduga Harun hendak menjemput bosnya yang berada di Puncak, tetapi tak menggunakan mobil pribadi sang bos, melainkan angkutan umum.
# keluarga hatarajasa